CURRICULUM FOR LIFE



 

Bismillaah,

Oleh : Drs. H. Nur Alam, MA | Praktisi Pendidikan

 

Kurikulum nasional untuk pendidikan anak-anak kita di Indonesia sudah berganti hampir 12 kali. Kurikulum terkini dinamakan 'Kurikulum Merdeka.'

 

Agar proses pembelajaran berjalan efektif, diperlukan kurikulum pendidikan. Sama halnya dalam menjalani hidup ini, diperlukan sebuah kurikulum kehidupan (Curriculum for life) untuk memperbaiki diri sekaligus meraih tujuan hidup yang diridhai Allah.

 

Bukan hanya kurikulum nasional untuk anak-anak kita yang perlu direvisi, tetapi juga kurikulum untuk para orang tuanya. Kita butuh kurikulum kehidupan untuk memperbaiki diri kita sampai akhir hayat ini.    

 

Firman Allah, “Maka barangsiapa bertaubat setelah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”

(QS. 5:39).

 

Kurikulum terbaik untuk kehidupan seorang Muslim adalah kurikulum yang didesain oleh Allah. Bukti validnya kurikulum hasil desain Allah adalah ketika masyarakat Quraisy Mekkah hidup dalam kebodohan. Mereka berzina, berjudi, membunuh, mencuri dan minum khamr. Al-Qur’an hadir mengubah semua tatanan masyarakat jahiliyah tersebut menjadi khairu ummah atau masyarakat terbaik (QS. 3:110).

 

Maka, kurikulum kehidupan bagi seorang Muslim harus bersumber kepada Al-Qur’an, hadits-hadits Rasulullah SAW, baik ucapan, perbuatan dan ketetapannya, ijma’ para Ulama yang mu’tabar dan qiyas.

 

Ketika Rasulullah mengutus Mu’adz bin Jabal ke Yaman pada tahun 10 H. untuk menjadi penguasa, hakim dan pengumpul zakat di sana, Rasulullah bertanya kepadanya, “Bagaimana engkau menetapkan hukum untuk suatu perkara?” Dijawab, “Dengan Kitabullah.” Jika tidak ada, “Dengan Sunnah Rasulullah.” Jika tidak ada, “Aku berijtihad sekuat kemampuanku,” riwayat dari Ibnu Abbas.

 

Di sisi lain, memiliki profesi dalam menjalani kehidupan ini, seperti guru, pebisnis, dokter, pengusaha, politisi, pegawai, karyawan, dst., menjadi fardhu kifayah, agar sebagian dari umat ini ada yang menguasainya sehingga tidak diperdaya oleh orang lain. Juga ada fardhu ‘ain, sebagai kewajiban untuk memiliki fondasi iman dan taqwa.

 

Antara fardhu kifayah dan fardhu ‘ain ini harus terintegrasi. Jika tidak, maka proses kehidupan tidak berjalan efektif dan tidak mencapai tujuannya. Sebagai ilustrasinya, seperti ini.   

 

Ada seorang eksekutif muda yang sukses sedang aktivitas bisnisnya ada dalam lingkaran ribawi. Suatu ketika dia sedang berada dalam majelis ilmu, ingin segera meninggalkan bisnisnya itu. Tapi ketika sedang berada di tengah kominitasnya, dia sangat terkedala untuk meninggalkan pekerjaan yang bertentangan dengan agamanya.     

 

Di satu sisi dia sudah belajar yang fardhu ‘ain, untuk meningkatkan iman dan taqwanya. Di sisi lain, dia juga sudah menguasai yang fardhu kifayah untuk profesinya. Apa yang salah dengan eksekutif muda ini, masih tidak berani meninggalkan ribawi? Jawabannya, dia sangat membutuhkan ‘Kurikulum Kehidupan.’

 

Kurikulum Kehidupan mendahulukan apa yang harus didahulukan, sehingga mampu membangun fondasi iman yang kuat untuk pembelajaran berikutnya. Dengan fondasi yang kuat, dia akan mudah meninggalkan bisnis ribawinya. Rejekinya tidak datang dari tempat kerjanya, tapi dari Allah tanpa batas.

 

Kekuatan iman mampu menampilkan keindahan semua aspek kehidupannya. Kekuatan iman bukan hanya di dalam hati dan ucapannya, tetapi dalam perbuatan yang tercermin ketika dia sedang berprofesi apakah sebagai pebisnis, pejabat, eksekutif, pegawai atau karyawan dalam kesehariannya.

 

Bagaimana cara merancang Kurikulum Kehidupan sesuai Al-Qur’an? Caranya mudah sekali, dengan mengeluarkan semua petunjuk-petunjuk dalam Al-Qur’an sesuai dengan profesi hidup yang dijalani. Apakah sebagai pebisnis, pejabat, eksekutif, pegawai atau karyawan? Ikuti petunjuk Al-Qur’an dan detailnya ada dalam hadist Rasulullah.

 

Terakhir, ketika diatanya, “Apa sajakah muatan kurikulum kehidupan?” Jawabannya, “Sunnatullah.” Seluruh yang terhampar di jagat raya ini adalah ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran) Allah, yang diciptakan untuk kurikulum kehidupan umat terbaik (khaira ummah).

 

Simpulan

 

Kurikulum kehidupan bagi seorang Muslim adalah Al-Qur’an, yang dapat mengubah tatanan hidup manusia menuju khaira ummah (umat terbaik) untuk meraih ridha-Nya.

والله اعلم بالصواب ...

-----------------------------------------------------------------

Kranggan Permai, Jum’at Penuh Berkah, 13 Muharram 1446 H./19 Juli 2024 M. Pukul 05.25 WIB.

Bagikan :