DI MANA SAYA?



 

Bismillaah,

 

                    DI MANA SAYA?

 

Di penghujung Ramadhan, setiap Muslim bisa dikelompokkan ke dalam Ramadhaniyyun atau Rabbaniyyun. Mau tahu, di mana saya?

 

Pertama, kelompok Ramadhaniyyun adalah pengikut Ramadhan. Cirinya, sebelum masuk Ramadhan kelompok ini kurang baik-baik saja. Shalatnya seingat dan semaunya saja. Puasanya ya ikut juga. Shadaqahnya yah kadang ingat. Tapi selepas Ramadhan, mereka kembali kurang baik-baik saja.

 

Kelompok pertama ini ketika masuk Ramadhan, mereka taat sekali. Shalat dan shadaqahnya bagus sekali. Mereka tahu benar tentang keutamaan bulan Ramadhan. Memang mereka senang Ramadhan-nya saja. Ibarat masuk sebuah Mall, yang mereka serbu discount-nya saja.

 

Kedua, kelompok Rabbaniyyun adalah orang yang sebelum masuk Ramadhan ibadahnya sempurna. Selama bulan Ramadhan ibadahnya semakin meningkat. Dan keluar Ramadhan tetap istiqamah dalam ibadahnya.     

 

Kelompok yang terakhir ini jumlah tidak terlalu banyak. Buktinya, bisa dilihat ketika shalat shubuh di masjid/mushalla. Kelompok ini luar biasa senangnya setiap bulan Ramadhan tiba, karena imanan wahtisaban mereka.

 

Ulama Salaf sering berpesan, “Kun Rabbaniyyin, wala takun Ramadhaniyyin,” (Jadilah  kalian hamba-hamba Allah yang Rabbani, bukan menjadi hamba-hamba bulan Ramadhan saja). Maksudnya, jika ingin taat menghamba kepada Allah SWT, jangan hanya di bulan Ramadhan, tetapi terus istiqamah menjaga ketaatan tersebut selepas bulan Ramadhan.

 

Memang sangat berat untuk istiqamah dalam beribadah. Banyak orang yang sedemikian semangatnya beribadah di bulan Ramadhan, seiring perginya bulan Ramadhan, semuanya luntur bahkan hilang. Orang yang seperti ini bukanlah hamba Allah, melainkan hamba Ramadhan.

 

Ramadhan adalah bulan training amal shalih supaya terbiasa beramal shalih di luar Ramadhan. Selama Ramadhan mereka mampu bangun malam, melaksanakan qiyamul lail, berpuasa di siang hari, tadarus Al-Qur’an, bershadaqah dan shilaturahmi. Sejatinya pasca Ramadhan, mereka sudah terlatih melanjutkan amal-amal shalihnya pada 11 bulan ke depan.

 

Istiqamah adalah amalan yang sangat berat. Istiqamah juga menjadi amal ibadah yang paling disenangi Allah SWT. Sabda Nabi SAW,, "Sebaik-baik amal shalih adalah amal yang walaupun ringan tetapi bisa istiqamah." (HR  Muslim).

 

Bahkan, Rasulullah sendiri juga berat untuk istiqamah. Beliau pernah mengatakan, "Rambut saya dibikin beruban karena surah Hud." Menurut para ulama, ucapan Rasulullah SAW. yang demikian karena surat Hud memerintahkannya untuk istiqamah.

(QS. 11:112).

 

Meski sangat berat, begitulah seharusnya seseorang dalam beribadah. Tak kenal kata berhenti sampai ajal menjemput, "Dan beribadahlah kepada Allah sampai datang kepadamu ajal tiba." (QS. 15:99).

 

Kesimpulan,

Jadilah hamba Allah yang sebenarnya, jangan jadi hamba Ramadhan saja.

 

Pesan singkat tersebut, membelajarkan kita untuk istiqamah memaknai dan mempraktikkan nilai-nilai kehambaan dan ketaatan kepada Allah, tanpa terikat ruang dan waktu.

Fastabiqul khairaat …

-----------------------------------------------------------------

Nur Alam, 27 Ramadhan 1444 H./17 April 2023), sebagai Pengantar Malam Ketujuh I’tikaf dan Qiyamul Lail di Masjid Nurul Huda, Kranggan Permai.

Bagikan :