EXTRAORDINARY VIRTUE




 

                                                      EXTRAORDINARY VIRTUE

Oleh : Nur Alam

Lawan dari kejahatan luar biasa (extraordinary crime) adalah kebaikan luar biasa (extraordinary virtue). Para pelaku kebaikan luar biasa ini benar-benar telah menggetarkan langit-langit Allah. Mereka tidak menunggu usia tua dan menjadi kaya raya untuk memulai mengamalkan kebaikan luar biasa. Seperti, kisah seorang pemuda di Makkah, yang bernama Mush’ab bin Umair. Beliau seorang pemuda kaya raya, berwajah tampan, terbiasa dengan kenikmatan dunia dan sangat dimanja oleh orang tuanya. Dia keturunan bangsawan Quraisy, dalam lingkungan penyembah berhala, pecandu minuman keras, penjudi, penggemar pesta dan nyanyian. Dilahirkan pada zaman Jahiliyah, 14 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Karena ketampanannya, sampai Rasulullah SAW. bersabda, "Aku tidak pernah melihat seorang pun di Mekkah yang lebih rapi rambutnya, paling bagus pakaiannya dan paling banyak diberi kenikmatan selain dari Mush'ab bin Umair." (HR. Hakim).

Qadarullah, Mush'ab bin Umair adalah pemuda yang berbeda. Dengan sembunyi, beliau menghadiri majelis-majelis Rasulullah SAW. untuk menggali lebih dalam hidayah yang baru diraihnya. Kabar Mush’ab murtad dari agama nenek moyangnya diketuhi ibunya. Beliau kecewa, marah sekali dan menyiksanya. Sampai warna kulit Mush'ab berubah karena luka siksaan. Tubuhnya yang dulu berisi mulai terlihat mengurus.

Ali bin Abi Thalib berkata, "Suatu hari, kami duduk bersama Rasulullah SAW. di masjid. Lalu muncullah Mush'ab bin Umair dengan mengenakan kain burdah yang kasar dan memiliki tambalan. Ketika Rasulullah SAW. melihatnya, beliau menangis teringat akan kenikmatan yang ia dapatkan dahulu (sebelum memeluk Islam)" (HR. Tirmidzi).

Mush'ab bin Umair adalah sosok berilmu dan sangat cerdas, sehingga Rasulllah SAW. mengutusnya untuk berda’wah di Madinah, di hadapan penduduk Yatsrib. Dalam waktu singkat, sebagian besar penduduk Madinah memeluk Islam, karena kecerdasan dan cara penyampaiannya dalam berda’wah yang menyejukkan hati.

Sejarah mencatat, berkah dari da’wah Mush'ab bin Umair di Madinah inilah, menjadi salah satu yang menginspirasi hijrahnya Nabi SAW. dan para sahabat ke Kota Madinah, yang kemudian menjadi washilah, Islam tersebar ke penjuru belahan dunia, termasuk Indonesia hari ini.

Di sisi lain, menjadi kebiasaan sahabat Abu Bakar Shidiq, beliau baru tiba di rumahnya pada sore hari. Umar bin Khattab, pelan-pelan mencari tahu, apa yang dilakukannya setiap hari? Akhirnya, dari seorang nenek tua Umar bin Khattab mendapat jawaban, "Orang itu sejak Nabi Muhammad SAW. masih hidup selalu datang ke sini setiap siang hari. Dia membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan memasak untuk kebutuhanku."

 

Umar bin Khattab mendengarnya pun menangis, seraya mengatakan, "Dengan kebaikan yang luar biasa inilah, Abu Bakar selalu mengalahkan kami dalam semua perkara."

Realitas sebaliknya hari ini, masyarakat kita masih begitu membangga-banggakan ‘jubah-jubah kebesaran’ yang dikenakan. Mulai dari status sosial, gelar, jabatan, harta kekayaan, keturunan, investasi hari tua, bisnis dan korporasi lainnya.

Seperti ‘jubah’ beberapa pejabat publik yang bersikeras ingin menyandang gelar doktor, tidak peduli gelar itu akan dibuat apa nantinya. Dia tidak memerlukannya untuk pengembangan ilmu, pengetahuan, apalagi riset ilmiah kelak. Baginya, menjadi pejabat publik akan lebih ‘keren’ jika ada embel-embel gelar di depan atau belakang namanya.

Ada pula kisah dosen sederhana, kemudian sontak berubah setelah menjabat rektor sebuah perguruan tinggi negeri. Rumah sederhananya berubah rupa menjadi istana. Begitu pula hartanya, berubah total dalam sekejap. Terakhir, dia dicokok KPK karena menjadi tersangka koprupsi berjamaah.

Maka, jangan pernah silau dengan ‘jubbah-jubah kebesaran.’ Kemarin Kaisar Sambo dipuja karena power-nya, tetapi kini menjadi pesakitan. Kemarin Rektor begitu dikagumi karena kecendekiawanannya, tetapi sekarang dihujat bak makelar penjahat. Dulu mereka tersanjung, kini terbanting dan terancam pemecatan (QS. 3:140).

Terakhir, Allah memberikan pilihan seluas-luasnya kepada kita, apakah mau menjadi komunitas kebaikan luar biasa (extraordinary virtue) atau sebaliknya (extraordinary crime), dengan segala akibat yang harus ditanggung kelak (QS. 17:7). 

Simpulan

Minimal ada 6 kutipan ayat Al-Qur'an yang dapat memotivasi kita untuk menjadi komunitas kebaikan luar biasa, yaitu QS. 2:195, 2:261, 7:56, 17:7, 55:60 dan 99:7-8.

Komunitas kebaikan luar biasa adalah mereka yang sedang menjual dunianya untuk membeli akhirat. Mereka inilah benar-benar komunitas yang telah menggetarkan langit-langit Allah.

والله اعلم بالصواب وفاستبقواالخيرات…

-----------------------------------------------------------

Kranggan Permai, Jum’at Penuh Berkah, 12 Shafar 1444 H./9 September 2022 M., Pukul 05.21 WIB.

 

Bagikan :