GENTLEMEN IN THE HOLY QURAN



 

 

Oleh : Nur Alam

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Ar-Rijal bermakna orang yang berjalan kaki. Karena Ar-Rijal bentuk jamak (plural) dari kata Ar-Rajul, yang diambil dari kata Ar-Rijlu, yang bermakna kaki.

 

Ketika Al-Qur’an turun, tradisi di jazirah Arab, kaum laki-laki atau para suami seringkali berjalan kaki untuk mencari nafkah keluarganya. Sementara kaum ibu-ibu atau para isteri berdiam diri di rumah. Jadi, kata Ar-Rijal bisa diterjemahkan laki-laki.

 

Allah sudah mengidentikkan sifat keberanian dan kepahlawanan kepada laki-laki. Allah juga banyak memberikan kelebihan pada sifat dan fisik laki-laki, seperti keberanian, ketegasan, kejantanan dan kepahlawanan yang diistilahkan oleh Al-Qur’an sebagai Ar-Rijal (QS. 4:34).

 

Sifat kepahlawanan laki-laki sudah ada sejak zaman Fir’aun, ketika ada seorang dari keluarganya yang berani melarang Fir’aun membunuh orang yang beriman kepada Allah. Pada zaman Nabi Isa, ada sejumlah orang yang menyatakan setia padanya apapun yang akan dialaminya. Dan di zaman Nabi Muhammad, banyak sahabat yang disiksa dan dibunuh karena membela da’wah Rasulullah SAW.

 

Dalam Al-Qur’an disebut 73 kali kata laki-laki, baik dalam bentuk mufrad (tunggal) atau jamak (banyak). Begitu banyaknya disebut dalam Al-Qur’an, maka bagaimanan sesungguhnya sifat dan karakter laki-laki hebat itu dalam Al-Qur’an (Gentlemen in the holy Quran)? Berikut ini detailnya.   

 

Pertama, Penanggung jawab dalam keluarganya.

Allah menghadirkan seorang laki-laki untuk bertanggung jawab dalam keluarganya, seperti menyayangi dan menafkahi mereka, baik sandang, pangan dan papan.  

 

Al-Qurthubi menyebutkan, bahwa laki-laki memiliki kapasitas, potensi dan jiwa yang lebih kuat, yang tidak terdapat pada wanita. Maka mereka diamanahi untuk menjadi imam dan pemimpin bagi para isteri dan keluarganya (QS. 4:34).     

 

Kedua, Jujur dan menepati janjinya.

Mereka adalah laki-laki yang sangat jujur dan selalu menepati janji-janjinya kepada Allah, meski banyak kesulitan dan ujian yang dihadapinya dan mereka tidak membatalkan atau mengubah janji-janjinya (QS. 33:23).

 

Kekinian, sikap jujur dan menepati janji ini yang sangat langka ditemui. Menjadi laki-laki yang tidak jujur, baik pikiran, ucapan atau tindakan, hari ini sudah menjadi budaya para pemimpin kita kepada rakyatnya.     

 

Ketiga, Membiasakan diri ke masjid.

Kekinian, banyak orang yang menghabiskan waktunya di tempat-tempat maksiat untuk memenuhi syahwat murahannya. Tapi, masih ada sekelompok orang yang membiasakan dirinya hadir untuk memakmurkan masjid-masjid Allah.

 

Mereka hadir di masjid ingin membersihkan dan mensucikan dirinya dari dosa-dosanya. Bahkan As-Sa’di menegaskan, bahwa mereka ingin membersihkan diri dari kesyirikan, akhlak tercela, dosa, menghilangkan najis dan mengangkat hadatsnya

 (QS. 9:108).     

 

Keempat, Berdiri kuat dalam kebenaran.

Dalam kisah Ashabul Kahfi, ada tujuh orang laki-laki yang mempertahankan keimanannya di hadapan seorang raja yang kejam. Meski harus bersembunyi di balik gua, mereka berdiri kuat dalam mempertahankan kebenaran

(QS. 18:13).

 

Kekinian, banyak saudara kita yang menjual murah aqidahnya. Pagi hari mereka masih beriman, sore harinya mereka sudah kafir. Dan sore harinya mereka masih beriman, pagi harinya mereka sudah kafir.   

 

Kelima, Tidak sibuk dengan urusan duniawi.

Kesibukan dunia bisnis hari ini menjadi salah satu penyebab manusia lalai bahkan jauh dari mengingat Allah (dzikrullah), mendirikan shalat dan menunaikan zakat.

 

Tapi ada sekelompok laki-laki yang sibuk dengan urusan akhiratnya, mereka sangat takut ketika hatinya bergoncang antara harap dan cemas, dan penglihatan mereka menjadi gelap akibat kecemasan yang dahsyat terkait tempat kembalinya nanti, di surga atau neraka (QS. 24:37).

 

Keenam, Semangat menolong agama Allah.

Ketika Nabi Musa hendak dibunuh oleh Fir’aun, datang seorang laki-laki dari kaum Fir’aun yang bersimpati kepada Nabi Musa, memberitahu rencana jahat Fir’aun tersebut.

 

Laki-laki yang menyelamatkan Nabi Musa dari rencana jahat Fir’aun ini benar-benar lahir dari semangat hatinya yang ikhlas ingin menolong agama Allah yang dibawa oleh Nabi Musa untuk disampaikan kepada para pengikutnya (QS. 28:20).

 

Simpulan

 

Pada setiap zaman ada laki-laki hebatnya dan setiap laki-laki hebat ada zamannya. Mereka minimal memiliki enam sifat dan karakter yang tersebut dalam Al-Qur’an.

Fastabiqul khairat …..

----------------------------------------------------------------

Kranggan Permai, Jum’at Penuh Berkah, 8 Dzulqa’dah 1445 H./17 Mei 2024 M. Pukul 05.15 WIB.

 

Bagikan :