Bismillaah,
NO MORE SLACKING OFF
Dalam dunia pesantren, ada sebuah maqalah (narasi) untuk meraih prestasi, yaitu jangan bermalas-malasan. Siapapun yang malas akan menyesal kemudian.
Tepatnya, besok Sabtu, 1 Maret 2025 H., bertepatan dengan 1 Ramadhan 1445 H., akan hadir menjumpai kita satu bulan penuh berkah. Kita sambut tamu mulia ini dengan penuh semangat, tidak bermalas-malasan lagi (No more slacking off).
Mengapa demikian? Mungkin sebelas bulan yang lalu, prestasi ibadah kita biasa-biasa saja, kinerja kita mengalami degradasi, atau bahkan futur (bermalas-malasan). Menurut Syeikh Al-Utsaimin, futur atau rasa malas dalam melakukan kebaikan adalah penyakit. Futur bisa saja menjangkiti orang yang kuat imannya, rajin beribadah bahkan seorang pendakwah.
Rasulullah SAW., bersabda, “Dan setiap masa, semangat itu pasti ada masa futur (malasnya). Barangsiapa yang kemalasannya masih dalam sunnah (petunjuk) Nabi, maka dia berada dalam petunjuk. Namun barangsiapa yang keluar dari petunjuk tersebut, sungguh dia telah menyimpang.” (HR. Thabrani).
Apa yang menyebabkannya?. Bisa karena hilangnya keikhlasan, lemahnya ilmu syar’i, kecintaan hati yang besar kepada dunia dan banyak melupakan akhirat, adanya fitnah (cobaan) berupa istri dan anak, hidup di tengah masyarakat yang rusak akhlaknya, berteman dengan orang-orang yang memiliki keinginan lemah dalam meraih kebaikan, dan melakukan dosa serta memakan makanan yang haram.
Terus, bagaimana cara mengatasinya? Pertama, ikhlaskan niat. Pastinya dengan niat ikhlas, setan, iblis dan tentaranya, menyerah tanpa syarat. Kedua, tetap bersama orang-orang shalih. Setiap kita harus memastikan, siapa yang akan kita jadikan kawan dekat. Ketiga, muhasabah (introspeksi diri), saat terbaik melakukannya pada malam hari. Dan keempat, berdo’a untuk memohon keteguhan hati berjalan di atas agama Allah.
Ramadhan adalah momen terbaik untuk menorehkan prestasi duniawi maupun ukhrawi. Para Salafush Shaleh menjadikannya sebagai bulan prestasi. Di bulan itu umat Islam pernah melakukan karya-karya yang besar, lompatan inovasi yang spektakuler dan kemenangan jihad yang mendunia pula.
Prestasi duniawi dan ukhrawi itu mustahil bisa diraih oleh orang-orang yang hanya bermalas-malasan. Bahkan, masih ada tradisi di masyarakat kita, ketika datang bulan Ramadhan, aktivitasnya hanya tidur saja sepajang hari. Karena mereka mengamalkan sebuah hadits lemah (dha’if), bahwa tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah.
(HR. Baihaqi).
Ketika Umar bin Khattab menjadi khalifah, beliau melarang umat Islam bermalas-malasan dan hanya menghabiskan waktunya di masjid untuk beribadah dan lain-lain, tanpa melakukan aktivitas duniawi lainnya. Hal ini membuktikan bahwa Islam memerintahkan umatnya, baik di dalam bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan untuk tidak bermalas-malasan, tapi harus melakukan amal-amal usaha yang produktif. (QS. 9:105).
Sejarah mencacat, hampir semua peperangan melawan orang-orang Kafir Quraisy terjadi di bulan Ramadhan. Seperti perang Badar, terjadi tanggal 17 Ramadhan tahun ke-2 hijrah. Perang Khandak, terjadi bulan Ramadhan tahun ke-5 hijrah. Penaklukan kota Mekkah (Fathu Makkah), terjadi 20 Ramadhan tahun ke-8 hijrah. Perang Tabuk, terjadi bulan Ramadhan tahun ke-9 hijrah. (QS. 3:123).
Termasuk negara kita tercinta Indonesia, dimerdekakan Allah pada 9 Ramadhan 1364 H. (17 Agustus 1945 M.). Semua peperangan tersebut dimenangkan oleh umat Islam, meski mereka dalam kondisi lemah fisiknya karena sedang berpuasa.
Juga Andalusia di Spanyol, Eropa, dapat ditaklukkan oleh pasukan Thariq bin Ziyad, pada 27 Ramadhan tahun 92 hijrah. Beliau memerintahkan pasukannya untuk membakar semua kapal perang yang membawanya ke Andalusia, sambil berpidato membakar semangat pasukannya, “Wahai prajuritku, lautan ada di belakangmu, dan musuh ada di depanmu. Jika kalian lari, kalian akan mati dalam kondisi hina, tetapi jika kalian maju, kalian akan hidup dalam kondisi mulia, Allahu Akbar!”.
Di sisi lain, seorang Ahli Biologi asal Amerika, Allan Cott, M.D, menulis buku dengan judul, “Why Fasty?.” Beliau menjelaskan dampak positif berpuasa, di antaranya, menjadikan penglihatan terasa lebih muda atau lebih jelas, membersihkan badan dari berbagai penyakit, menurunkan tekanan darah tinggi dan kadar lemak, mampu mengendalikan nafsu, mengendorkan ketegangan jiwa, menajamkan fungsi indrawi, serta dapat memperlambat proses penuaan.
Terakhir, prestasi apa yang Antum sudah rencanakan untuk Ramadhan tahun 1446 H. ini? Inilah cara-cara cerdas, agar seluruh aktivitas Ramadhan, kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, tidak dengan malas-malasan, apalagi futur.
Simpulan
Sangat merugi, ketika bulan penuh berkah ini hadir tanpa torehan prestasi apapun, karena dikerjakan tanpa rencana dan dengan bermalas-malasan.
Harus ada prestasi duniawi dan ukhrawi yang sudah direncanakan untuk diraih, yang pastinya harus lebih baik daripada Ramadhan sebelumnya.
Fastabiqul khairat …
------------------------------------------------------------------
Oleh : Drs. H Nur Alam, MA | Praktisi Pendidikan, Jum’at Penuh Berkah, 29 Sya’ban 1446 H./28 Februari 2025 M. Pukul 05.25 WIB.