OUR COUNTRY



 

OUR COUNTRY

Bismillaah,

Oleh : Drs. Nur Alam, MA | Praktisi Pendidikan

Al-Qur'an menjelaskan ada beberapa kata untuk menyebut sebuah negara, yaitu balad, bilad, baldatun, qoryah dan dar.

 

 

 

Dan ada enam negara yang pernah disebut dalam Al-Qur’an, yaitu Mekkah, Madinah, Mesir, Babilonia (Irak), Palestina dan Yaman. Di tempat-tempat itulah terdapat banyak sejarah para Nabi yang menjadi saksi bahwa mereka adalah kaum yang pernah meraih masa kegemilangannya.

 

 

 

Kaum Saba’ di Yaman menjadi salah satu negara yang ideal menurut Al-Qur’an. Allah sudah memberikan banyak nikmat kepada mereka karena ketaatan dan hidupnya penuh syukur. Tapi di kemudian hari mereka mengingkari semua nikmat Allah, akhirnya Allah hancurkan dengan bencana banjir yang sangat dahsyat

 (QS. 34:15).

 

 

 

Meski negara kita (Our country), Indonesia, tidak disebut dalam Al-Qur’an, bukan berarti tidak penting. Justru kita harus tahu, apa, mengapa dan bagimana yang terjadi dengan negara kita hari ini?

 

 

 

Bahkan, hari ini ada sebuah akronim ‘Konoha’ yang sedang disematkan untuk negara kita, dengan kepanjangannya menjadi Kingdom of Nepotism, Oligarchy and Hidden Ambition, sebuah ‘Kerajaan nepotisme, oligarki dan penuh ambisi terselubung.’ Na’udzu billahi min dzalik !

 

Alih-alih Indonesia akan menghadirkan Generasi Emas di tahun 2045 nanti, faktanya hari ini generasi muda kita malah sedang dipertontonkan perilaku culas para pemimpinnya, yang seharusnya menjadi teladan mereka.

 

 

 

Sebut saja, Ketua MK dipecat, Ketua KPK sudah menjadi terdakwa dan Ketua KPU juga dipecat. Dan sudah banyak menteri, pejabat pemerintah, BUMN dan rekanannya yang sudah menjadi penghuni hotel prodeo (gratis).   

 

 

 

Padahal Allah sudah berjanji akan menurunkan keberkahan-Nya dari langit dan bumi bagi penduduk negeri yang benar-benar beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Namun, mereka mendustakan Allah, maka dicabut dan diganti dengan azab yang sangat menyengsarakan (QS. 7:96).

 

 

 

Di zaman Rasulullah, model negara yang paling baik adalah Kota Madinah. Kota ini akhirnya menjadi pusat peradaban Islam dan menjadi tempat berbagai peristiwa penting terjadi dalam sejarah Islam.

 

 

 

Hal ini diakui oleh politikus Amerika, L. Stoddard, bahwa Rasulullah telah mengubah padang pasir Timur Tengah menjadi mesiu yang disulut dari Madinah dan meledakkan ke seluruh Jazirah Arab. Juga seorang sosiolog Amerika, Robert N. Bellah, mengakui bahwa Piagam Madinah menjadi sebuah ‘Konstitusi termodern di zamannya.’

 

 

 

Dalam mengelola sebuah negara, Islam sangat menekankan pada nilai-nilai universalnya, yaitu kesejahteraan warga dan rasa aman menjalani kehidupan. Allah sudah menegaskan hal tersebut, “Yang telah memberi makanan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut” (QS. 106:4).

 

 

 

Di sisi lain, kegaduhan yang sedang terjadi di negara kita hari ini, karena pemimpinnya tidak lagi memprioritaskan dua syarat di atas, yaitu mensejahterakan dan memberikan rasa aman kepada rakyatnya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

 

 

 

Ketika seorang pemimpin sudah tidak memprioritaskan dua syarat di atas, jangan pernah bermimpi akan hadir sebuah negara baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur, sebuah negeri yang baik (nyaman), di bawah lindungan Tuhan Yang Maha Pengampun (QS. 34:15).

 

 

 

Belum lagi hutang negara kita sudah di atas 8000 T dan masih ditingkahi dengan mengurus negara secara ugal-ugalan dengan menabrak syariat Allah dan konstitusi negara demi mementingkan keluarga, oligarki dan syahwat kekuasaannya yang tersembunyi. Hal ini belum pernah terjadi di zaman presiden Soekarno sampai SBY berkuasa. 

 

 

 

Juga megaproyek IKN hanya dibangun untuk kekuasaan dengan mengabaikan hak masyarakat untuk mendapatkan akses keamanan masyarakat (human security), ungkap seorang peneliti senior.

 

 

 

Maka, benar prediksi Rasulullah, bahwa kehancuran sebuah negara akan segera terjadi, ketika “Para pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat dan orang yang jujur dikhianati” (HR. Ibnu Majah).

 

Ketika kerusakan di darat dan lautan yang mereka lakukan sampai pada puncaknya, maka dipastikan akan berlaku janji Allah sebagai akibat perbuatan mereka agar mereka sadar (QS. 30:41).

 

 

 

Simpulan

 

 

 

Menghadirkan hidup sejahtera dan rasa aman bagi setiap rakyatnya adalah amanah Allah untuk setiap pemimpin negara di mana dan kapanpun.

 

 

 

Ketika dua hal mendasar tersebut tidak dipenuhi oleh setiap pemimpin negara, maka tunggulah dahsyatnya azab Allah.

Wallahu A’lam …..

-------------------------------------------------------------------

Kranggan Permai, Jum’at Penuh Berkah, 6 Muharram 1446 H./12 Juli 2024 M. Pukul 05.25 WIB.

 

Bagikan :