Bismillaah,
ungkin ada yang pernah dengar sebuah narasi, “Orang yang selalu gagal miskin”? Ya, gagal miskin, meski semua hartanya sudah habis ditinggalkan.
Semua hartanya ditinggalkan di Mekkah ketika hijrah bersama Nabi ke Madinah. Di tempat hijrah yang baru, beliau memulai hidupnya dari nol, yang dibawa hanya pakaian yang menempel di badannya. Beliau adalah Abdurrahman bin ‘Auf.
Beliau menolak ketika ditawarkan harta oleh orang Anshar di Madinah. Beliau hanya minta ditunjukkan di mana pasar Madinah. Mulailah beliau berdagang, dimulai dari usaha kecil sampai akhirnya menjadi eksportir besar. Dalam waktu singkat, beliau sudah menjadi orang yang paling tajir (the rich man) di Madinah.
Ketika Rasulullah sedang duduk bersama para sahabatnya, bumi Madinah bergetar. Nabi bertanya, “Apa yang terjadi ini?” Ternyata ada kafilah dagangnya Abdurrahman bin ‘Auf pulang dari negeri Syam, membawa barang dagangannya dengan ratusan onta. Kemudian Nabi bersabda, “Sesungguhnya dari kalangan sahabatku, dia yang akan masuk surga paling terakhir, karena hisabnya yang paling panjang.”
Mendengar sabda Nabi tersebut, Abdurrahman bin ‘Auf langsung mensedekahkan harta-hartanya. Secara matematis, harta yang disedekahkan kepada orang lain akan mengurangi hartanya. Tapi sedekah bukan tentang angka-angka. Rasulullah mengingatkan, “Harta tidak akan berkurang karena disedekahkan.” (HR. Muslim).
Rahasia sukses bisnisnya karena rajin bersedekah. Banyak kisah orang miskin menjadi kaya raya karena rajin sedekah. Hal ini membuktikan, bahwa sedekah tidak menjadikan seseorang miskin, justru semakin bertambah berkah rejekinya (QS. 34:39).
Lagi-lagi Abdurrahman bin ‘Auf berpikir, bagaimana biar cepat menjadi miskin agar hisabnya ringan nanti. Maka, ketika semua buah kurma menjadi busuk, beliau memborong habis semua kurma dari petani di Madinah dengan harga yang tinggi. Akhirnya, semua hartanya semua ludes tak tersisa.
Alih-alih beliau menjadi bangkrut, malah bertambah kaya raya, selalu gagal menjadi orang miskin. Karena semua kurmanya yang busuk itu diborong oleh penduduk dari luar Madinah, yang diyakini terbukti dapat menyembuhkan penyakit penduduk tersebut, karena sudah tidak mempan lagi dengan obat-obat lainnya.
Menjelang wafatnya, beliau menangis, bukan karena takut menghadapi kematian, melainkan karena beliau wafat dalam keadaan bergelimang harta, yang hisabnya panjang kelak di akhirat.
Masih ingat sosok Mohamed Salah?. Seorang striker Liverpool, pemain fenomenal dunia, kelahiran Nagrig, Mesir. Sudah banyak penghargaan yang diraihnya setelah mencetak 43 gol dalam 46 pertandingan. Di sisi lain, beliau sosok yang sangat dermawan. Dari pundi-pundinya, beliau telah membangun sekolah, rumah sakit khusus para penderita kanker dan membangun pengelolaan air bersih untuk dipasok penduduk di desanya, di Kairo.
Di Inggris, beliau masuk peringkat ke-8 orang paling dermawan. Selain dermawan, juga menjadi sosok religius, yang selalu bersujud ketika menggolkan bolanya. Di sakunya, tak pernah tertinggal mushaf Al-Qur’an yang istiqamah dibacanya setiap selesai shalat lima waktu.
Di sisi lain, bagaiman dengan orang-orang miskin agar bisa bersedekah seperti orang kaya? Kisah Abu Dzar Al-Ghifari, seorang yang hidupnya miskin. Rasulullah menasehatinya, “Maukah engaku aku beritahu suatu amalan yang apabila engkau kerjakan nicaya engkau akan mendapatkan pahala seperti orang-orang kaya di sekitarmu? Yaitu membaca Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali dan Allahu Akbar 33 kali setiap selesai dari shalatmu.” (HR. Ibnu Majah).
Siapapun yang rajin sedekah, akan menjadi kaya hidupnya, karena ditambahkan keberkahan atas rejekinya. Seperti sosok dermawan (The charitable king) dua hamba Allah di atas. Rasulullah berpesan, "Setiap yang baik itu sedekah." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad).
Simpulan
Orang yang selalu gagal miskin, karena rajin sedekah. Malah semakin kaya dan berkah hidupnya. Sebaliknya, orang yang pelit sedekah, hidupnya akan dibangkrutkan Allah.
Wallahu A’lam …
-------------------------------------------------------------------
Oleh : Drs. H. Nur Alam, MA | Praktisi Pendidikan, Jum’at Penuh Berkah, 17 Rabi’ul Awwal 1446 H./20 September 2024 M. Pukul 05.19 WIB.