AS SOON AS POSSIBLE
Bismillaah…,
AS SOON AS POSSIBLE
Oleh : Nur Alam
Pernahkah Antum mendengar ucapan, ‘Nanti sajalah’, ‘Kapan-kapan ya’ atau ‘Lain waktu saja’. Ucapan-ucapan tersebut sama dengan menunda-nunda pekerjaaan atau amalan.
Seperti menunda-nunda untuk belajar, menunda-nunda untuk muraja’ah (mengulang) hafalan Al-Qur’an atau menunda-nunda kebaikan lainnya, padahal masih bisa dilakukan.
Sebagian Ulama Salaf mengatakan, “Menunda-nunda kebaikan adalah bagian dari tentara-tentara Iblis.” Sedangkan Ibnul Qayyim mengatakan, “Menunda-nunda kebaikan itu adalah dasar dari kekayaan orang-orang yang bangkrut.”
Bagi Ali bin Abi Thalib, di dunia ini tidak ada kebaikan kecuali dalam 2 hal. Pertama, seorang yang banyak berbuat dosa kemudian bertaubat dan memperbaiki kesalahannya. Dan kedua, seorang yang senantiasa bergegas untuk melakukan berbagai amal kebaikan.
Maka, untuk hal-hal keburukan harus secepat mungkin (as soon as possible) ditinggalkan dan untuk hal-hal kebaikan harus secepat mungkin (as soon as possible) dikerjakan.
Ingatlah, ketika turun ayat Al-Qur’an tentang wajib berhijab untuk para wanita Muslimah. Tanpa membuang waktu, para sahabat perempuan langsung mengambil kain-kain mereka dan melilitkan ke seluruh tubuhnya. Bagi yang berada di luar rumah, mereka tidak langsung pulang dan memilih untuk bersembunyi di balik batu-batu besar, menunggu malam tiba. Setelah aman dari pandangan orang, mereka pulang ke rumah masing-masing (QS. 33:59).
Ini menjadi bukti, bahwa para sahabat Rasulullah SAW. adalah orang-orang yang memiliki spirit tidak menunda-nunda dan selalu berkompetisi dalam kebaikan dan ketaatan. Mereka ingin menjadi yang terbaik dan termulia di mata Allah.
Di sisi lain, ketika seseorang melakukan kebaikan, sesungguhnya dia sedang melakukan kebaikan untuk dirinya sendiri. Meski, terkadang tidak mendapat balasan kebaikan dari orang yang dibantu. Jangan pernah bersedih, ketika kebaikan yang dilakukan dibalas dengan keburukan oleh orang lain
(QS. 17:7).
Karena, melakukan kebaikan seperti seseorang yang sedang berinvestasi. Semua kebaikan yang dilakukan di dunia, akan menjadi tabungan di akhirat. Semakin banyak investasi kebaikan yang ditabung, maka semakin banyak pula kebaikan yang dibawa untuk bekal akhirat (QS. 99:7-8).
Lebih jauh lagi, manfaat kebaikan dapat membantu otak menyalurkan energi positif ke seluruh tubuh. Hal ini dapat membantu organ di dalamnya bekerja lebih baik dan tidak mudah sakit. Ketika Antum bahagia dalam menjalani hidup ini, maka berbagai penyakit akan menjauh pergi.
Kekinian, spirit investasi ini lebih digandrungi dalam ‘ranah keduniaan’. Mereka, umumnya lebih bersemangat untuk berinvestasi dalam memperkaya diri, mempercantik fisik, mengoleksi perhiasan, mengejar jabatan dan gelar serta menumpuk atribut-atribut duniawi lainnya untuk memuaskan syahwat nafsunya semata (QS. 25:43).
Rasulullah mengingatkan, “Bukanlah kefakiran yang sangat aku khawatirkan terjadi pada kalian, tetapi aku sangat khawatir jika dunia (kesenangan) dibentangkan luas atas kalian, kemudian kalian berlomba-lomba untuk meraihnya, seperti yang pernah terjadi pada orang-orang sebelum kalian. Maka akhirnya kalian binasa sebagaimana mereka juga binasa karenanya.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Mengapa dalam melakukan setiap kebaikan harus secepat mengkin?
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Bersegeralah melakukan kebaikan sebelum datang fitnah seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya untuk keuntungan dunia” (HR. Muslim).
Dalam kesempatan lain, Abdullah bin Abbas, mengatakan, “Tidak sempurna kebaikan kecuali dengan menyegerakannya, karena jika disegerakan, hal itu akan lebih menyenangkan pihak yang berkepentingan.”
Juga, Shafyan Tsauri mengingatkan, "Jika engkau ingin mengeluarkan shadaqah atau melakukan kebaikan atau amal shalih, maka segera laksanakan sejak saat itu, sebelum syetan menghalangi dirimu untuk melakukannya."
Karenanya, ketika sudah berazzam kuat untuk melakukan kebaikan, maka bersegeralah melakukannya. Jangan memberi kesempatan pada hawa nafsu dan syaitan untuk mengganggu niat kebaikan tersebut (QS. 43:37).
Simpulan
Berhentilah untuk mengatakan ‘nanti saja’, ‘kapan-kapan ya’ dan seterusnya. Jangan pernah menunda-nunda sebuah kebaikan, meski sekecil apapun.
Semua kebaikan harus diniatkan untuk Allah, bukan manusia. Jangan pernah bersedih, ketika kebaikan itu kurang dihargai, bahkan cenderung diabaikan. Karena Allah tidak pernah lupa dan tidak pula tidur.
------------------------------------------------------------------
Kranggan Permai, Jum’at Penuh Berkah, 3 Sya’ban 1444 H./24 Pebruari 2023 M. Pukul 05.15 WIB.