Selamat datang di SMA Islam PB Soedirman 2 Bekasi

DONT HOPE FOR HUMAN ONLY

 

Bismillaah,

 

       DONT HOPE FOR HUMAN ONLY

 

Setiap kita punya harapan atau ekspektasi dalam hidup ini. Kadang, kita galau dan kecewa, karena harapan atau ekspektasi tersebut belum atau sulit didapat.

 

Sebuah fakta, seringkali kita menyandarkan harapan kepada orang lain, entah itu untuk dukungan, perhatian, atau kesuksesan. Namun, ketika kita berharap terlalu banyak pada manusia, kita harus bersiap-siap menghadapi kekecewaan stelahnya.

 

Mengapa begitu? Karena manusia, entah itu keluarga, teman, atau pasangan, memiliki keterbatasan. Mereka bisa saja mengecewakan kita, berbuat kesalahan, atau bahkan meninggalkan kita, baik karena perpisahan atau kematian.

 

Ya, pastinya kita kecewa. Mengapa hal tersebut terjadi? Karena harapan atau ekspektasi tersebut kita tempatkan pada manusia. “Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia,” demikian, ucap Ali bin Abi Thalib.

 

Ketika kita menggantungkan harapan sepenuhnya kepada manusia, kita sering lupa bahwa mereka bisa berubah, lalai, atau bahkan meninggalkan kita saat kita sangat membutuhkannya. Inilah mengapa menggantungkan harapan hanya kepada Allah adalah pilihan terbaik. “Dan hanya kepada Rabb-mu hendaknya kamu berharap.” (QS. 94:8).

 

Maka, jangan berlebihan berharap kepada manusia (Don’t hope for human only). Karena manusia itu sangat lemah, tidak punya apa-apa dan suka mengeluh. Firman Allah, “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan (harta) ia amat kikir.” (QS. 70: 19-21)

 

Kekinian, kita cenderung fokus pada manusia ketimbang Allah. Kita kadang berharap pada seseorang untuk kebahagiaan kita, bahkan mengandalkan seseorang untuk memenuhi semua kebutuhan kita. Ketika itu terjadi, kita sudah menempatkan manusia di atas Allah dalam hidupnya.

 

Kemudian, berharap pada manusia bukan berarti dilarang. Boleh-boleh saja kita berharap pada manusia, selama itu tidak berlebih-lebihan dan kita tetap yakin bahwa Allah-lah yang maha menolong dan melindungi hamba-hamba-Nya. ”Cukuplah bagi kami Allah, sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penolong kami. (QS. 3:173).

 

Berharap yang berlebihan kepada manusia bagai panah yang dilepaskan tanpa tujuan. Panah itu bisa mengenai sasaran, tetapi bisa juga meleset dan melukai diri sendiri. Ketika harapan kita tidak terpenuhi, kita akan menjadi korban dari panah yang kita lepaskan sendiri. Kita akan merasa kecewa, sedih, marah, bahkan membenci orang yang kita harapkan.

 

Sebaliknya, harapan yang disandarkan kepada Allah bagai panah yang dilepaskan dengan tujuan. Panah itu pasti akan mengenai sasaran, yaitu Allah. Ketika harapan kita tidak terpenuhi, kita tidak akan menjadi korban dari panah yang kita lepaskan. Kita tetap bisa bersabar dan berharap kepada Allah.

 

William Montgomery Watt, Orientalis Barat, mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah tokoh yang tulus dalam keyakinannya. Watt mencatat bahwa hanya berharap kepada Allah, beliau sanggup menanggung segala bentuk penindasan dari orang-orang Kafir Quraisy dalam menjalankan risalah kerasulannya.

 

Berharap kepada Allah bukan berarti kita pasrah tanpa berusaha. Sebaliknya, berharap kepada Allah adalah sikap hati yang menerima apapun hasil dari usaha kita dengan lapang dada. Dengan sikap ini, kita bisa lebih tenang dan siap menghadapi berbagai keadaan, baik yang sesuai harapan maupun yang tidak.

 

Ketika hidup kita hanya berharap kepada Allah, hal ini membelajarkan kita seperti ini.

 

Pertama, Menyadari Keterbatasan Manusia

Manusia itu lemah dan terbatas. Dengan menyadari hal ini, kita bisa lebih realistis dalam menempatkan ekspektasi kita.

 

Kedua, Menguatkan Hubungan dengan Allah

Cara terbaik untuk berharap kepada Allah adalah dengan memperbanyak ibadah dan do’a. Hal ini dapat menambah keyakinan bahwa Allah adalah sebaik-baik penolong.

 

Ketiga, Berpikir Lebih Positif

Ketika harapan kita belum terpenuhi, tetaplah berpikir lebih positif. Selalu ada hikmah di balik setiap kejadian. Allah akan membantu kita untuk berhati lapang.

 

Simpulan

 

Kekecewaan yang paling pahit dalam hidup seorang Muslim, ketika menempatkan harapan yang berlebihan kepada manusia. Tapi, harapan yang tidak pernah mengecewakan siapapun, ketika disandarkan hanya kepada Allah.

Wallahul A’lam …

-------------------------------------------------------------------

Oleh : Drs. H. Nur Alam, MA | Praktisi Pendidikan, Jum’at Penuh Berkah, 1 Sya’ban 1446 H./31 Januari 2025 M. Pukul 05.17 WIB.

 

Bagikan :

Komentar

Tambah Komentar (0)

Batal

Balas Komentar

Komentar Berhasil diterbitkan
Komentar tidak dapat diterbitkan Silakan coba lagi..!
Alamat email yang anda masukkan salah..!
Alamat web yang anda masukkan salah..!
Kode Captcha yang anda masukkan salah...!
Bidang tidak boleh ada yang kosong....!