Selamat datang di SMA Islam PB Soedirman 2 Bekasi

HEDONIC LIFESTYLE

 

Bismillah…,

 

                  HEDONIC LIFESTYLE

 

Oleh : Nur Alam

 

Apa itu gaya hidup hedonis (hedonic lifestyle)? Hidup untuk kenikmatan dan kesenangan diri sendiri dan menghindari perasaan yang menyakitkan adalah gaya hidup hedonis.

 

Hidup konsumtif yang lebih mengutamakan untuk membeli barang-barang karena kesenangan dibandingkan dengan kebutuhan primer adalah gaya hidup hedonis.

 

Tidak memedulikan kepentingan dan kebutuhan orang lain atau menjadi pribadi yang bakhil dan egois adalah bagian dari gaya hidup hedonis.

 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hedonis adalah pandangan yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan dalam bentuk materi merupakan tujuan utama dalam hidup seseorang.

 

Ternyata kondisi gaya hidup hedonis ditemukan bukan hanya pada pelajar, anak muda atau mahasiswa, tapi sudah merasuk ke berbagai kalangan. Semula untuk orang-orang berduit, mulai dari cara bergaul, makan, jalan-jalan, bersenang-senang, berfoya-foya. Kemudian menular ke mana-mana, meski dalam kondisi hidup kekurangan.

 

Dalam Al-Qur’an terdapat 7 kata yang merujuk pada gaya hidup hedonis. Ketujuh kata tersebut adalah israf (berlebihan), tabdziir (boros), itraf (berlebihan dalam segala hal), takaatsur (menumpuk harta), ziinah (perhiasan), la’ib wa lahw (permainan yang melalaikan) dan tafaakhur (bermegah-megahan), terdapat dalam QS. 57 ayat 20.

 

Ketujuh kata tersebut menjelaskan bahwa manusia dilalaikan oleh perkara duniawi, seperti mengumpulkan harta dan saling menyombongkan apa yang dimilikinya. Perbuatan tersebut tidak akan berhenti sampai ia masuk ke dalam kubur (QS. 102:2).

 

Keinginan mendapatkan sesuatu yang disukai merupakan suatu hal yang wajar dan menjadi fitrah bagi manusia. Hanya saja Al-Qur’an telah memberikan batasan untuk tidak berlebihan dan bermegah-megahan, karena dapat melalaikan manusia dari mengingat Allah.

 

Seperti sedang viral hari ini, karena kurang percaya dan kompetensi diri, ada anak pejabat ingin menunjukkan jati dirinya dengan cara yang lain. Salah satunya dengan memamerkan gaya hidup mewahnya (hedonis) di media sosial.  

 

Kekinian, mengapa kasus-kasus korupsi para politisi dan pejabat misalnya, dengan gaji dan tunjangan besar, tapi tetap korupsi? Jawabannya, bukan hanya karena mereka butuh, tapi memang pengaruh keserakahan untuk hidup hedonis.

 

Meski, banyak pejabat pemerintah atau swasta yang memiliki tunjangan kinerja lebih besar dibandingkan yang bukan pejabat, tapi mereka masih tetap ‘serakah’ untuk untuk korupsi. Mereka menjadi serakah, karena salah satu pengaruh gaya hidup hedonis.

 

Sampai ada sebuah iklan berbunyi, “Jadilah warga negara yang baik dengan taat membayar pajak,” diusulkan, lebik elok ketika diganti dengan, “Jadilah pengelola pajak yang baik.”

 

Di sisi lain, dampak yang muncul dari perilaku hedonisme adalah (1) individualis dalam hidupnya, (2) konsumtif, membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan, (3) egois, mementingkan diri sendiri, (4) pemalas, tidak menghargai waktu, (5) boros, pastinya berperilaku tabdzir.

 

Selain itu, gaya hidup hedonis adalah dapat memicu hutang. Karena, mereka cenderung punya gengsi yang tinggi. Gaya hidup hedonis pastinya menguras banyak kocek. Bukan untuk kebutuhan primernya, tapi lebih untuk nafsu prestige dan gengsinya saja.

 

Gaya hidup hedonis membuat seseorang tidak bahagia, mengapa? Karena tujuan hidupnya hanya mengejar kenikmatan fisik sesaat. Rasulullah menyebutnya dengan orang gila yang sebenarnya (Al-Majnun haqqul majnun). Mereka telah kehilangan akal sehat dan kemanusiaannya.

 

Beberapa tips Al-Qur’an untuk membentengi gaya hidup hedonis adalah jangan terlalu cintai pada dunia sampai melupakan akhirat, hidari perilaku megah-megahan, jauhi berbangga diri terhadap sifat-sifat yang fana’, hindari tindakan yang di luar batas kewajaran atau kepatutan, hindari berlebihan dalam berbagai kenikmatan dan miliki sikap berkecukupan dalam hal materi.

 

Simpulan

 

Gaya hidup hedonis dapat merusak seseorang, karena menghalalkan segala cara untuk tujuan kenikmatan dan kesenangan saja tanpa mau menderita. 

 

Kebahagiaan semu berbalut nafsu serakah, hanya akan membuat hidup ini tambah hina, tidak produktif dan minus prestasi dalam pandangan Allah dan Rasul-Nya.

Fastabiqul khairaat ….

-----------------------------------------------------------------

Kranggan Permai, Jum’at Penuh Berkah, 10 Sya’ban 1444 H./3 Maret 2023 M. Pukul 05.19 WIB.

 

Bagikan :

Komentar

Tambah Komentar (0)

Batal

Balas Komentar

Komentar Berhasil diterbitkan
Komentar tidak dapat diterbitkan Silakan coba lagi..!
Alamat email yang anda masukkan salah..!
Alamat web yang anda masukkan salah..!
Kode Captcha yang anda masukkan salah...!
Bidang tidak boleh ada yang kosong....!

File Download
Youtube
Artikel Terbaru
Polling