MODEL OF EXCELLENT
Bismillaah,
MODEL OF EXCELLENT
Oleh : Drs. Nur Alam, MA | Praktisi Pendidikan
Banyak sekali hikmah, ‘ibrah, i’tibar dan nilai kehidupan yang diperankan oleh tiga sosok manusia pilihan Allah, yaitu Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Nabi Ismail.
Mereka dihadirkan Allah untuk menjadi model keteladanan (Model of excellent) bagi orang tua dan anak-anaknya. Firman Allah, “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia” (QS. 60:4).
Kedudukan Nabi Ibrahim memang sangat istimewa dalam Al-Qur’an. Beliau disebut puluhan kali melalui 24 surah dalam Al-Qur’an. Menjadi salah satu nama surah dalam Al-Qur’an, yaitu Surah Ibrahim. Banyak memiliki gelar, seperti Ulul ‘Azmi (pemilik keteguhan luar biasa), Kahlilullah (kekasih Allah) dan Abul Anbiya’ (bapaknya para Nabi).
Beliau juga disebut sebagai Abu Syari’ah (bapaknya Syari’ah), karena ada beberapa syari’at dalam Islam yang berasal dari syari’at Nabi Ibrahim. Seperti khitan, ibadah haji, umrah dan penyembelihan hewan qurban.
Di sisi lain, mungkin kota Mekkah tidak seberkah dan sepopuler ini, ketika Siti Hajar tidak taat dengan perintah suaminya untuk ditinggal bersama anaknya Ismail kecil di tanah tandus, gersang dan belum berpenghuni seorang pun.
Juga mungkin tidak pernah ada syari’at Sa’i dalam haji, umrah dan tidak ada air zam-zam yang mengalir hingga hari ini, ketika Siti Hajar tidak gigih mencari air kehidupan dengan berlari-lari kecil dari bukit Shafa ke Marwah.
Bahkan, mungkin tidak ada syari’at penyembelihan hewan qurban, ketika Nabi Ibrahim menolak perintah Allah untuk menyembelih puteranya, atau Ismail kecil tidak mau disembelih, atau ibunya Siti Hajar tidak menyetujuinya.
Berikut ini model keteladanan dari keluarga Nabi Ibrahim As.
Pertama, Nabi Ibrahim, beliau sudah membangun pondasi keluarganya dengan nilai-nilai tauhid dan keikhlasan yang kuat, untuk hanya beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya, baik dalam dzat, sifat atau perbuatannya.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda, “Ajarkan kalimat Laa ilaaha illallah kepada anak-anak kalian sebagai kalimat pertama dan tuntunkanlah mereka mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah ketika menjelang mati”
(HR. Hakim).
Kekinian, untuk para ayah milenial, jangan pernah berbangga diri ketika anak-anaknya berprestasi luar biasa dalam berbagai ilmu pengetahuan, tapi rapuh tauhidnya. Ingat, Allah menenggelamkan kesombongan Fir’aun dan pengikutnya karena ilmu pengetahuan yang diakuinya sebagai karya akalnya (QS. 20:77-79).
Kedua, Siti Hajar, sosok wanita yang cerdas dan gigih etos kerjanya. Beliau mampu menampilkan diri sebagai orang tua yang utuh dalam mentransformasikan nilai-nilai kecerdasan dan kegigihan kepada puteranya.
Dari lembah gersang yang bernama Mekkah itu, akhirnya menjadi pusat peradaban manusia hari ini. Ini semua berkah dari kecerdasan dan kegigihan seorang ibunda Hajar, yang dengan penuh keyakinannya, bahwa Allah pasti akan menolong semua ikhtiar dan jihadnya (QS. 14:37).
Kekinian, untuk para wanita milenial, jangan pernah lelah, atau banyak mengeluh, atau banyak menuntut ini dan itu kepada sang suami. Jadilah wanita yang gigih, kuat penyabar, qana’ah dan ikhlas menerima keputusan Allah.
Ketiga, Ismail, sosok anak shaleh yang memiliki kesabaran tinggi. Tidak mungkin Ismail yang ketika itu baru berusia belasan tahun, tidak ada rasa panik, sedih dan khawatir, kalau tidak ada nilai-nilai kesabaran yang ditanamkan kedua orang tuanya.
Kesabaran Ismail bukanlah sebagaimana anak pada usianya. Dengan tenang, beliau menjawab, ”Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, Insya Allah engkau akan mendapati aku termasuk orang-orang sabar”
(QS. 37:102).
Kekinian, untuk para penyejuk hati. Kalian sedang hidup di era digital yang penuh kompetisi. Jadilah ananda Ismail Ismail milenial yang memiliki bekal tauhid, ibadah, akhlaq, ilmu dan sosial yang kuat.
Terakhir, Allah sedang membelajarkan kita lewat Ibrahim, tentang tauhid dan keikhlasan. Lewat Hajar, tentang etos kerja dan kegigihan. Dan lewat Ismail, tentang kesabaran.
Simpulan
Sebuah keluarga Muslim harus dibangun di atas pondasi tauhid dan keikhlasan yang kuat, etos kerja dan kegigihan yang tinggi, dan kesabaran tanpa batas.
Fastabiqul khairat …..
------------------------------------------------------------------
Kranggan Permai, Jum’at Penuh Berkah, 14 Dzulhijjah 1445 H./21 Juni 2024 M. Pukul 05.15 WIB.