Selamat datang di SMA Islam PB Soedirman 2 Bekasi

NEVER STOP LEARNING

 

Bismillaah,

 

 

              NEVER STOP LEARNING

 

 

Setiap orang yang kita temui adalah guru. Setiap tempat yang kita datangi adalah sekolah. Dan setiap kejadian yang kita alami adalah proses pembelajaran.

 

 

Ketika bertemu dengan orang, di tempat manapun mereka berada, dengan kejadian apapun yang dialami mereka, maka dapat dipastikan sedang berlangsung sebuah proses pembelajaran. Karenanya, jangan pernah berhenti belajar (Never stop learning).

 

 

Mengapa demikian? Masih ingat dengan peribahasa, di atas langit masih ada langit? Ketika seseorang merasa sosoknya paling hebat, ternyata masih ada yang jauh lebih hebat lagi. Maka, siapapun harus mau berproses dalam pembelajaran, karena tidak ada manusia yang paling sempurna dalam menjalani hidupnya.

 

 

Islam satu-satunya agama yang sangat mendorong umatnya untuk terus berproses dalam pembelajaran sampai ajal tiba. Seperti firman Allah, “Dan sembahlah Tuhanmu (belajarlah) sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. 15:99).

 

 

Bahkan, setiap Muslim yang hidupnya terus berproses dalam pembelajaran, dijanjikan Allah surga-Nya. Seperti Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

 

 

Sejak kecil kita sudah belajar, mulai dari belajar bergerak, duduk, berjalan, berbicara dan bersosial. Semakin besar semakin banyak keterampilan yang harus kita pelajari. Belajar bukan hanya untuk materi pelajaran di sekolah. Selepas sekolah pun kita harus tetap menjadi pembelajar. Karena, sejatinya hidup adalah proses pembelajaran sepanjang hayat.

 

 

Di sisi lain, sebuah proses pembelajaran harus dimaknai tidak hanya dibatasi dalam empat dinding di kelas saja. Bahkan keseluruhan peristiwa yang terjadi di luar kelas, bisa menjadi sebuah proses pembelajaran. Karena proses pembelajaran adalah kehidupan. Selama kita masih hidup, selama itu pula ada proses pembelajaran.   

 

 

Contoh, ketika kita mampu memutuskan sebuah keputusan tersulit dalam hidup ini, itulah belajar. Ketika kita mampu menerima kondisi tanpa mengeluh, itulah belajar. Ketika kita mampu bersyukur atas apapun yang kita peroleh, itulah belajar. Dan ketika kita menerima semua takdir Allah, itulah belajar.

 

 

Lebih luas lagi tentang makna belajar. Belajar ikhlas, ketika tidak diapresiasi. Belajar memaafkan, ketika dikecewakan. Belajar mandiri, ketika tidak ditolong. Belajar dewasa, ketika beda pendapat. Belajar tangguh, ketika dikucilkan. Belajar sabar, ketika diuji. Belajar syukur, ketika nikmat berlimpah. Belajar qana’ah, ketika nikmat berkurang. Dan belajar menerima, ketika tidak berpunya. Karena memang hidup ini tentang proses belajar sepanjang hayat (Long-life learning process). 

 

Menurut undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, disamping tupoksi guru mengembangkan empat kompetensi anak didiknya, yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, mereka juga harus meningkatkan kualitas dirinya dengan empat kompetensi, yaitu kepribadian, sosial, pedagogik, dan profesional, agar tidak terperangkap dalam perilaku ‘Jarkoni.’

 

 

Hati-hati, siapa saja gurunya yang hanya ‘iso ngajar ra iso ngelakoni’ (Jarkoni), akan berhadapan dengan dua janji Allah. Pertama, Allah mencela tingkah laku mereka yang hanya pandai bicara. Firman Allah, “Mengapa kamu suruh (manusia) berbuat kebajikan, padahal kamu melupakan diri (kewajiban)mu, padahal kamu membaca Al-Kitab? Tidakkah kamu berpikir?.” (QS. 2:44).

 

 

Kedua, Allah sangat murka kepada orang-orang yang lain di mulut dan dan lain pula tingkah lakunya. Firman Allah, “Sesungguhnya amat besar kebencian di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

(QS. 61:3).

 

 

Sebuah refleksi, seorang guru sangat tidak pantas hanya menuntut anak-anak didiknya untuk belajar. Filosofinya, “Barangsiapa yang berani mengajar, dia tidak boleh berhenti belajar.” Mereka secara terus menerus harus berada di garis terdepan dalam proses pembelajaran untuk menjadi guru pembelajar sepanjang hayat.

 

 

Pesan sejuk dari Ali bin Abi Thalib, “Saya akan mengabdi kepada siapa saja yang telah mengajarkan saya walau satu huruf.” Itulah kemudian, muncul istilah tidak ada mantan guru, guru ya tetap guru sampai akhir hayat. Selamat Hari Guru Nasional (25/11/2024).

 

 

Simpulan

 

 

Siapapun gurunya, ketika sudah berhenti belajar, maka tidak perlu lagi dilanjutkan profesinya sebagai guru.

 

 

Anak-anak didik hanya membutuhkan guru pembelajar sejati, yang siap membekali mereka untuk hidup sesuai zamannya.

Fastabiqul khairat …

-------------------------------------------------------------------

Oleh : Drs. H. Nur Alam, MA | Praktisi Pendidikan, Jum’at Penuh Berkah, 20 Jumadil Ula 1446 H./22 Nopember 2024 M. Pukul 04.50 WIB.

 

 

Bagikan :

Komentar

Tambah Komentar (0)

Batal

Balas Komentar

Komentar Berhasil diterbitkan
Komentar tidak dapat diterbitkan Silakan coba lagi..!
Alamat email yang anda masukkan salah..!
Alamat web yang anda masukkan salah..!
Kode Captcha yang anda masukkan salah...!
Bidang tidak boleh ada yang kosong....!

File Download
Youtube
Artikel Terbaru
Polling