SPREAD KINDNESS
Oleh : Drs. H. Nur Alam, MA | Praktisi
Bismillah
Sungguh pintu-pintu kebaikan itu sangat banyak. Jangan pernah lelah menebar kabaikan (Spread kindness) , sekecil apapun kebaikan itu.
Sebaliknya, jangan sibukkan diri ini untuk menebar kejahatan sekecil apapun. Ibnul Qayyim pernah berwasiat, “Jika dirimu tidak disibukkan dengan kebaikan, pasti akan disibukkan dengan keburukan (kejahatan)”.
Allah sudah menjamin, sekecil apapun kebaikan yang ditebarkan, dampak kebaikannya akan kembali kepada diri sendiri dan sangat bermanfaat untuk banyak orang. “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untukmu dirimu sendiri” (QS. 17:7).
Salah satu kejahatan yang sangat merusak sendi-sendi kehidupan manusia adalah Judi Online. Sedang viral hari ini, bahwa judol ini dikendalikan oleh bandar besar berinisial T, yang belum pernah tersentuh hukum di negeri ini.
Berikut ini pintu-pintu kebaikan yang ketika ditebarkan akan menghadirkan banyak keberkahan Allah di muka bumi ini.
Pertama, Keadilan itu baik, akan lebih baik lagi ketika berada di tangan para pemimpin (Umara’). Ketika keadilan berada di tangan mereka, akan menghadirkan banyak kemaslahatan dan kebaikan umat (QS. 16:90).
Kedua, Kedermawanan itu baik, akan lebih baik lagi ketika ada di tangan orang-orang kaya (Aghniya’). Ketika kedermawanan ada di tangan mereka, akan memberdayakan taraf hidup orang-orang tak berpunya (QS. 2:148).
Ketiga, Kehati-hatian (Wara’) itu baik, akan lebih baik lagi ketika berada di tangan kaum cendekia (‘Ulama). Ketika kehati-hatian ada di tangan mereka, akan menjaga dirinya dari syubhat, memuliakan dirinya dan menjadi teladan bagi jamaahnya (QS. 35:28).
Keempat Kesabaran itu baik, akan lebih baik lagi ketika ada pada orang-orang miskin (Masakin). Karena, ketika mereka tidak tahan menanggung beban kesusahannya, akan menimbulkan banyak keresahan (QS. 2:153).
Kelima, Bertaubat itu baik, akan lebih baik lagi ketika berada di tangan para pemuda (kaum Milenial). Ketika mereka mau segera bertaubat atas dosa dan kesalahannya, akan positif bagi masa depan umat yang lebih baik (QS. 5:39).
Keenam, Rasa malu itu baik, akan lebih baik lagi ketika ada pada diri perempuan. Karena, ketika rasa malu itu sudah tidak ada pada diri mereka, maka fitnah dan kemaksiatan akan tersebar luas di masyarakat kita (HR. Ahmad).
Siapapun, kata Rasulullah, yang selalu menebar kebaikan dalam hidupnya akan menjadi sebaik-baik manusia. Mengapa demikian?
Pertama, Mereka sangat dicintai Allah dan Rasul-Nya. Karena, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Thabrani).
Kedua, Kebaikan yang dirasakan orang lain spektrumnya lebih luas. Karena kebaikan itu menyebabkan banyak orang yang merasakan dampaknya. Seperti spektrum membuat sumur di daerah yang kesulitan air bersih.
Ketiga, Menebar kebaikan untuk banyak orang sangat besar pahalanya. Seperti sabda Rasulullah, “Ketika aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya, itu lebih aku cintai daripada beri’tikaf sebulan penuh di masjidku ini (HR. Thabrani).
Keempat, Menebar kebaikan kepada orang lain tanpa pamrih, mengundang pujian orang-orang yang beriman. Karena Allah mengikuti prasangka baik hamba-Nya. Ketika seseorang dinilai dirinya baik oleh saudaranya, maka Allah menggolongkan dia menjadi orang yang baik.
Minimal ada 3 bekal mengapa seseorang mau menebar kebaikan, baik kepada manusia maupun makhluk Allah lainnya?
Pertama, Kualitas iman kepada Allah. Menebar kabaikan harus dilandasi iman, ikhlas dan hanya mengharap ridha-Nya. Jangan pernah berharap menerima balasan manusia. Kualitas iman yang tipis, sangat sulit bisa beramal dengan ikhlas tanpa pamrih.
Kedua Kikis habis sifat ego dan serakah. Hal ini dapat dicontoh kaum Anshar di Madinah. Mereka memberikan semua keperluan yang dibutuhkan kaum Muhajirin. Bahkan, ketika kaum Muhajirin sudah mapan hidupnya, mereka tidak mengharap balasan apapun.
Ketiga, Harus ada keyakinan, bahwa harta yang ada pada diri kita adalah yang telah diberikan kepada orang lain, bukan yang ada dalam genggaman kita.
Simpulan
Lazimkan diri menebar kebaikan di mana, kapan dan sekecil apapun. Karena kita tidak pernah tahu kebaikan mana yang akan mengantarkan kita ke surga Allah.
Fastabiqul khairaat …..
-------------------------------------------------------------------
Oleh : Nur Alam, Jum’at Penuh Berkah, 27 Muharram 1446 H./2 Agustus 2024 M. Pukul 05.25 WIB.