THE AMAZING NIGHT JOURNEY
Bismillaah,
THE AMAZING NIGHT JOURNEY
Tidak seperti perintah puasa, zakat atau haji, yang diterima Nabi Muhammad SAW. lewat Malaikat Jibril, ibadah yang satu ini benar-benar istimewa, yaitu shalat.
Perintah shalat diterima oleh Nabi Muhammad SAW. langsung dari Allah SWT., dalam perjalanaan malam hari yang istimewa (The Amazing Night Journey), sebuah perjalanan spiritual dalam peristiwa Isra' dan Mi'raj.
Mengapa menjadi malam istimewa? Pertama, karena belum ada seorang Nabi atau Rasul Allah pun yang pernah bertemu langsung dengan Allah, ketika itu di Sidratul Muntaha. Kedua, juga belum ada seorang Nabi atau Rasul Allah pun yang pernah dipetemukan dengan Nabi-Nabi pendahulunya.
Ketiga, Rasulullah SAW., menjadi imam shalat para Nabi dan Rasul terdahulu di Masjid Aqsa. Hal ini mengindikasikan bahwa kepemimpinan dunia yang awalnya dipegang oleh Bani Israil akan dialihkan pada Rasulullah. Dan bumi Syam akan menjadi bagian wilayah kekuasaan Islam di bawah kepemimpinan Rasululullah SAW. dan umatnya.
Dan keempat, menjadi hiburan atas kesedihan Rasulullah setelah dua tokoh berpengaruh dalam hidupnya, yaitu pamannya, Abu Thalib dan isteri tercintanya, Siti Khadijah wafat. Merekalah berdua yang menjaga, men-support, menginspirasi dan menguatkan iman dan semangatnya dalam mengemban risalah sakralnya di hadapan kaum Kafir Mekkah.
Perjalanan ini disebutkan dalam Al-Qur’an, “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat”. (QS. 17:1).
Di sisi lain, dari perjalanan malam hari yang istimewa ini, menjadi salah satu cara Allah menyeleksi hamba-hamba-Nya, siapakah di antara mereka yang benar-benar beriman, setengah beriman, pura-pura beriman, munafiq atau yang kafir, bahkan murtad pada priode da’wah Rasulullah di Mekkah ketika iitu (QS. 53:12).
Terbukti, sekembalinya Rasullah SAW. ke bumi, beliau menceritakan peristiwa itu kepada penduduk Mekkah. Abu Jahal menolak mentah-mentah dan para pengikutnya. Mereka justru menertawakan, karena perjalanan Nabi di malam hari itu tidak masuk akal. Sebaliknya, ada manusia cerdas seperti Abu Bakar, yang mengimani kebenaran peristiwa itu tanpa banyak berpikir dan ragu.
Lewat peristiwa ini, Allah benar-benar memperlihatkan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya. Diperlihatkan berbagai siksa neraka dan kenikmatan surga. Dihidupkan kembali para Nabi dan Rasul-nya untuk dipertemukan dengan Rasulullah SAW. Semua ini adalah sebuah ujian keimanan. Manusia tidak hanya ditantang dengan tanda-tanda kekuasaan Allah yang tampak, tetapi Allah juga menyodorkan tantangan-Nya berupa tanda-tanda kekuasaan yang jauh di luar jangkauan manusia.
Dalam konteks kekinian, inspirasi apa yang dapat kita ambil dari perjalanan malam hari yang istimewa tersebut?
Pertama, Peristiwa Isra’ mi’raj pada hakekatnya merupakan representasi kekuasaan Allah yang tak terjangkau akal pikiran manusia. Peristiwa ini dapat membimbing kita menuju sebuah kearifan universal. Sehingga, tak ada lagi syahwat ‘gila kekuasaan’, yang berujung pada kejahatan kemanusiaan, seperti mempertahankan kekuasaan dengan ugal-ugalan, jegal sana sini, menodai konstitusi dan sebagainya. inilah yang telah memporak-porandakan negeri ini dalam dalam 10 tahun terakhir ini.
Kedua, Peristiwa ini juga merupakan simbol perjalanan manusia menuju ‘Yang Maha Tak Terbatas’. Dari kesadaran ini, akhirnya akan membimbing kita menuju satu keyakinan bahwa hidup pada hakikatnya perjalanan spiritual yang dibimbing Allah. Sehingga, manusia tidak akan pernah menyerah dalam memperjuangkan nilai-nilai kebenaran selama hidupnya.
Ketiga, Peristiwa ini memberi isyarat akan pentingnya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Umat Islam harus meningkatkan spirit menuntut ilmu-ilmu yang fardhu ‘ain dan fardhu kifayah. Ilmu-ilmu syariah dan ilmu-ilmu umum. Sebab bangkitnya peradaban manusia pasti didahului dengan bangkitnya tradisi pengusaan ilmu.
Terakhir, perjalanan istimewa ini menyimpan banyak nilai berharga, seperti keimanan, keberanian, ketabahan, kehidupan spiritual, kepedulian sosial dan pemuliaan ilmu pengetahuan, yang dapat membimbing dan mencerahkan manusia untuk hidup yang berkeadaban dan berperadaban.
Simpulan
Apapun aktivitas kita, awali dengan niat yang suci, berproses dengan hal yang suci, dan akhiri dengan kesucian, untuk menghadap Zat Yang Maha Suci. Dia lah Allah Jalla wa 'Alaa.
Wallahul A’lam bish Shawwab …
-------------------------------------------------------------------
Oleh : Drs. H. Nur Alam, MA | Praktisi Pendidikan, Jum’at Penuh Berkah, 24 Rajab 1446 H./24 Januari 2025 M. Pukul 05.15 WIB.