Bismillaah,
ASK HIS CLOSE FRIENDS
Banyak kata hikmah diproduksi dari kehidupan dunia pesantren, yang kemudian dijadikan filosofi kehidupan oleh santri-santrinya di masyarakat kelak.
Seorang santri sudah biasa dibekali ‘strategi’ oleh kyainya. Seperti, ketika dia ingin mengetahui karakter seseorang, dia tidak perlu bertanya langsung ke orang tersebut, tapi dia cukup tanyakan teman-teman terdekatnya (Ask his close friends).
Kecendrungannnya, teman terdekatnya akan menjawab jujur tentang apa, mengapa dan bagaimana karakter seseorang tersebut dalam kesehariannya, baik di rumah, di kantor, di sekolah atau di masyarakat atau pergaulannya.
Kata hikmah itu lengkapnya, “Janganlah bertanya sesuatu tentang seseorang pada seseorang tersebut langsung, akan tetapi tanyakanlah pada sahabatnya, karena sesungguhnya seseorang itu cerminan dari sahabatnya.”
Di sisi lain, karakter buruk saangat cepat menular. Imam Ghazali menegaskan, bahwa “Karakter buruk merupakan sumber segala racun pembunuh, yang dapat membinasakan dengan kejam dan dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam kelompok syetan terkutuk.”
Rasulullah pernah berpesan, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik karakternya. ”Allah pun sangat memuji karakter Rasulullah, “Sesungguhnya engkau (Muhammad) memiliki akhlak yang sangat agung” (QS. 68:4).
Ibnu Qudamah mengatakan, "Kecenderungan akhlak yang baik itu didapatkan karena berteman dengan orang-orang baik. Karena kebiasaan itu adalah pencuri yang mencuri kebaikan maupun keburukan".
Maksudnya, orang baik-baik ketika berteman dengan orang buruk, kemudian tertularkan dengan kebiasaan-kebiasaan buruk, akan menjadi buruk. Begitu halnya, orang yang buruk, ketika berteman dengan orang baik, kemudian tertularkan dengan kebiasaan-kebiasaan baik, akan menjadi baik.
Hari ini terbukti, bahwa orang-orang yang terjerumus ke dalam lubang kemakisatan dan kesesatan karena tertular teman bergaul yang jelek. Sebaliknya, banyak orang yang mendapatkan hidayah ke jalan Allah karena tertular bergaul dengan teman-teman yang shaleh.
Bagaiman ketika karakter buruk itu sudah menular di lingkungan para elit pemimpin bangsa kita hari ini?
Harus difahami kepada mereka, bahwa sebuah bangsa atau negara, masih diakui keberadaannya ketika bangsa dan negara itu masih punya karakter, akhlak atau moral. Ketika sebaliknya, maka sudah tidak pantas lagi keberadaannya disebut sebagai sebuah bangsa atau negara (Penyair Syauqi Bey).
Bagaimana ketika sebuah partai yang sangat didambakan oleh umat Islam karena istiqamah berdiri di atas jalan kebenaran, mencederai harapan umatnya?
Harus disadarkan kepada mereka, bahwa siapapun yang berteman dekat dengan pemandai besi, mereka akan terkena bau tidak sedapnya atau terbakar karenanya. Sebaliknya, siapapun yang berteman dekat dengan penjual minyak wangi, dia akan tertluar aroma wangiannya. (HR. Bukhari-Muslim).
Peringatan Allah, “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui” (QS. 2:42).
Di ayat lain, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” (QS. 30:41).
Bahkan, dampak kerusakan yang dirasakan umat Islam dari pertemanan buruk mereka sangat serius, darurat dan panjang, hanya karena syahwat kekuasaan, untung rugi dan kepentingan dalam 5 tahun ke depan.
Alih-alih mau memperbaiki nasib bangsa setelah porakporanda hampir 10 tahun, malah karakter buruk mereka semakin bertambah menularkan ke mana-mana.
Simpulan
Tidak sulit untuk memprediksi akhir perjalanan para elit pemimpin bangsa kita dalam memperbaiki atau merusak bangsa ini ke depan.
Cukup dengar dan saksikan, kepada dan bersama siapa mereka berkoalisi saat ini dan ke depan?
Wallahu A’lam …
---------------------------------------------------------------
Oleh : Drs. H. Nur Alam, MA | Praktisi Pendidikan, Jum’at Penuh Berkah, 3 Rabi’ul Awwal 1446 H./5 September 2024 M. Pukul 05.25 WIB.