Selamat datang di SMA Islam PB Soedirman 2 Bekasi

WHICH FAVORS OF YOUR GOD WOULD YOU DENY?

 

Bismillah…,

 

        WHICH FAVORS OF YOUR GOD

                  WOULD YOU DENY?

 

Oleh : Nur Alam

 

Terdapat 31 kali Allah mengulang narasi ini, “Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (Which favors of your God would you deny?)

(QS. 55:13).

 

Mengapa harus diulang sampai 31 kali? Untuk mengingatkan manusia dan jin agar tidak sombong dan terlena dengan nikmat-nikmat Allah, yang berakibat lalai dengan Zat Yang Maha Memberikan Nikmat-Nikmat tersebut.

 

Seakan dalam ayat ini, Allah SWT sedang menjelaskan kepada manusia dan para jin, “Wahai manusia dan jin, nikmat apa lagi yang akan kalian dustakan dari Rabb kalian? Padahal telah diberikan berbagai macam kenikmatan yang disiapkan untuk kalian.”

 

Narasi seperti ini banyak digunakan dalam susunan bahasa Arab dan penuturnya ketika seseorang sedang berbincang akrab. Maka dalam surah Ar-Rahman ini, Allah hendak

'mengakrabkan diri' dengan semua makhluk ciptaan-Nya.

 

Seperti narasi keakraban seorang sahabat berikut ini, Pertama, "Bukankah engkau dahulu miskin, kemudian aku menolongmu, sehingga berkecukupan? Apakah engkau mendustakannya?

 

Kedua, “Bukankah engkau dahulu tidak berpakaian, kemudian aku memberi pakaian, apakah engkau mendustakannya?? Ketiga, “Bukankah engkau dahulu tidak dikenal, maka aku mengangkat derajatmu, kemudian engkau menjadi dikenal? Apakah engkau mendustakannya?" dan seterusnya.

 

Di sisi lain, dalam hitungan beberapa hari lagi, umat Islam akan memasuki bulan Ramadhan 1444 H., yaitu bulan mulia penuh keberkahan dengan diwajibkan shaum sebulan penuh, diturunkan Al-Qur’an, penuh pengampunan, terdapat malam Lailatul Qodar, dibelenggu syetan-syetan dan dilipatgandakan pahala.

 

Memproduktifkan bulan Ramadhan menjadi salah satu karakter seorang Muslim yang tidak pernah mendustakan nikmat-nikmat Allah, dengan cara berikut ini.

 

Pertama, Pengendalian Diri (Self Control)

Shaum membelajarkan kita bahwa hawa nafsu (keinginan jiwa) harus terkendali dan dikendalikan agar tidak liar dan berlebihan. Muslim yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya, jauh lebih menghinakan dari seekor binatang ternak (QS. 9:179).

 

Nafsu duniawi, seperti harta, jabatan, gaya hidup hedonis dan seterusnya, jika tanpa kendali spiritual akan sangat merusak. Rasulullah mengingatkan, “Jika manusia meminta gunung emas pertama, akan meminta yang kedua, kemudian meminta gunung emas ketiga.”

 

Kedua, Pensucian Diri (Self Purification)

Harus dilalui dengan tiga tahap. Diawali dengan memfokuskan hati dan pikiran hanya kepada Allah SWT. Kuncinya adalah dzikir, baik secara lisan, batin, maupun perbuatan.

 

Kemudian, mewujudkan sifat-sifat Allah yang mulia dalam aktivitas seorang Muslim. Spiritnya adalah berakhlak sebagaimana akhlak Allah. Dan terakhir, membiasakan diri dengan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari (QS. 91:9-10).

 

Ketiga, Perubahan Diri (Self Improvement)

Islam mendidik setiap jiwa untuk melakukan perubahan diri sebelum melakukan perubahan pada yang lain, keluarga dan masyarakat. "A journey of a thousand miles begins with a single step” (Sebuah perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah).

 

Tidak berlebihan, jika ada ungkapan, ‘Ubahlah dirimu niscaya dunia akan berubah di tanganmu’. Kapan? Ketika kita punya kesungguhan (mujahadah) yang kuat dalam merengkuh energi ilahi, taufik dan hidayah Allah (QS. 29:69).

 

Shaum Ramadhan harus menjadi cara untuk tidak mendustakan nikmat-nikmat Allah dan membentengi diri dari nafsu duniawi yang sarat pesona. Seperti nafsu makan, minum, dan hasrat biologis, yang menjadi simbol dari segala nafsu duniawi. Menurut sufi ternama, Jalaluddin Rumi bagaikan, “Ibu dari semua berhala”.

 

Shaum Ramadhan mendidik kita untuk menapaki jalan terjal menuju pencapaian puncak ruhani yang tercerahkan, yaitu sebuah spiritualitas yang berpadu antara nilai-nilai Ilahiah dan insaniah dalam koridor hidup penuh ketaqwaan dan keshalihan di bumi Allah ini.

 

Simpulan

 

Hampir semua petaka hidup ini bermula dari hawa nafsu primitif yang tak terkendali, yang mendorong manusia ingin menguasai dunia melampaui batasan.

 

Jangan pernah dustakan nikmat Allah. Produktifkan momentum bulan penuh berkah ini dengan pengendalian diri, pensucian diri dan perubahan diri untuk meraih derajat Muttaqiin.

Fastabiqul khairaat ….

-----------------------------------------------------------------

Kranggan Permai, Jum’at Penuh Berkah, 24 Sya’ban 1444 H./17 Maret 2023 M. Pukul 05.13 WIB.

Bagikan :

Komentar

Tambah Komentar (0)

Batal

Balas Komentar

Komentar Berhasil diterbitkan
Komentar tidak dapat diterbitkan Silakan coba lagi..!
Alamat email yang anda masukkan salah..!
Alamat web yang anda masukkan salah..!
Kode Captcha yang anda masukkan salah...!
Bidang tidak boleh ada yang kosong....!

File Download
Youtube
Polling