Selamat datang di SMA Islam PB Soedirman 2 Bekasi

HOW ARE YOU TODAY?

Bismillaah…,

HOW ARE YOU TODAY?

Oleh : Nur Alam

(Ketua Majelis DikDasMen Yasma PB Soedirman)

Pertanyaan di atas biasanya dijawab dengan ucapan, I am fine, I am Okay atau very well, artinya saya baik-baik saja. Namun sebaliknya, bisa juga dijawab dengan ucapan, I am not very well, atau I am not fine, artinya saya sedang tidak baik-baik saja.

Kemudian, bagimana kabar Anda hari ini (How are you today)? Sejujurnya, hari-hari ini kita dalam kondisi tidak baik-baik saja (we are not well today). Demikian kalimat yang pas untuk menggambarkan kondisi negeri dan bangsa kita Indonesia hari-hari ini.

Bukan hanya karena ujian pandemi covid-19 dengan varian Omicron yang belum berakhir di bumi Allah ini sampai hari ini, tapi juga dalam banyak hal, kita sedang tidak baik-baik saja. Kondisi ini disebabkan oleh ulah penghuni bumi ini juga, yaitu manusianya sendiri.

Karena ulah manusia juga, umat Islam sedang ‘diusik-usik’ kekhusyuannya dalam beribadah. Seperti seorang Menteri Agama melarang atau membatasi volume suara adzan yang dikumandangkan via pelantang suara sebagai panggilan shalat berjama’ah dari masjid atau mushalla, padahal tidak pernah terjadi sebelumnya.

Sebab ulah tangan manusia sendiri lah yang menjadi penyebab utama ketidakbaikan di bumi Allah hari ini. Akhirnya, Allah menghendaki agar manusia merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, supaya mereka mau kembali ke jalan yang benar (QS. 30:41).

Di sisi lain, Prof. HAR. Gibb, pernah berucap, “Islam is indeed much more than a system of theology. It’s a complete civilization.” Tanpa malu-malu, beliau seorang Orientalis Barat non-Muslim, mengakui bahwa Islam adalah sebuah sistem hidup dari Allah yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dengan sangat lengkap dan sempurna.

George Starton, berpendapat, "Sesungguhnya Islam merupakan tatanan agama yang paling tepat dan paling indah. Dan kalau kita melihat Islam dari perbuatan kaum Muslimin, sudah tentu kita tidak akan melihat ajaran agama itu dengan jelas dan gamblang," ucap seorang dosen di Universitas Harvard, Amerika.

Ratusan bahkan ribuan lebih cendekiawan Barat yang mengagumi ajaran Islam, dan mengakui sebagai ajaran yang sangat rasional kebenarannya. Di antara mereka setelah mempelajari Islam dan membandingkannya dengan agama yang dianutnya, menyatakan diri memeluk Islam. Coba lihat dan tadabburi QS. 34 ayat 6.

Jadi, bukan syari’ah Islamnya yang tidak baik, tapi penganut agamanya. Maka, sah-sah saja jika hari ini, negeri Indonesia yang dihuni oleh mayoritas Muslim (86,88%, data Dukcapil-Kemendagri) dalam kondisi tidak baik-baik saja. Mengapa terjadi demikian? Perhatikan sinyalemen Rasulullah SAW. yang masih tetap relevan di bawah ini.

Dari ‘Auf bin Malik RA., Rasulullah SAW. bersabda, “Aku khawatir atas umatku enam perkara : pemerintahan orang-orang yang bodoh, penumpahan darah, jual beli hukum, memutus tali persaudaraan/kekerabatan, generasi yang menjadikan Al-Qur’an sebagai nyanyian dan banyaknya kedhaliman.” (HR. Ahmad dan Thabrani).

Pertama, Pemimpin itu punya posisi dan peran yang sangat strategis, bagaimana jika pemimpin itu bodoh/dungu? Tanda tangannya itu bisa menentukan nasib banyak orang,

Kedua, Bukan hanya membunuh yang darahnya tertumpah, tetapi juga bisa meracuni rakyat atau mematikannya secara pelan-pelan, seperti lewat embargo, kelangkaan minyak goreng, dsb.

Ketiga, Sedang trend suap menyuap dalam banyak perkara, potong gaji ASN, jual beli jabatan, kolusi dan nepotisme,

Keempat, Memutus tali shilaturahim, terutama dengan orang yang memiliki hubungan kekerabatan, baik karena hubungan darah ataupun karena perkawinan.

Kelima, Terutama generasi kita yang menjadikan Al-Qur’an sebagai seruling. Mereka melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an sambil dinyanyikan tanpa memperhatikan ka’idah tajwid dan makhraj hurufnya, atau diganti dengan langgam bahasa daerah tertentu, persis nyanyian, dan Keenam, Algojo yang dhalim, mereka lambang kedhaliman dan orang-orang yang dibayar bosnya, bertujuan untuk merampas hak orang lain dengan kekerasan (debt collector).

Simpulan

Ketika keenam simbol manusia di era 5.0 ini masih tetap eksis dan tumbuh subur di bumi Allah, tanah air kita Indonesia tercinta ini, maka kita umat Islam Indonesia hari ini sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja.

Yaa Allah Yaa Rabbal ‘Izzati, hadirkan negeri kami Indonesia ini, negeri yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafuur, sebuah negeri yang rakyatnya hidup berkemajuan dan berkeadaban lahir dan bathinnya di bawah ridha dan ampunan-Mu.   

Wallahu A'lam bish Shawwaab,

Fastabiqul khairaat...

---------------------------------------------------------

Kranggan Permai,

Jum’at Penuh Berkah,

24 Rajab 1443 H. /

25 Februari 2022 M.

Pukul 05.19 WIB.

 

Bagikan :

Komentar

Tambah Komentar (0)

Batal

Balas Komentar

Komentar Berhasil diterbitkan
Komentar tidak dapat diterbitkan Silakan coba lagi..!
Alamat email yang anda masukkan salah..!
Alamat web yang anda masukkan salah..!
Kode Captcha yang anda masukkan salah...!
Bidang tidak boleh ada yang kosong....!

File Download
Youtube
Polling