Selamat datang di SMA Islam PB Soedirman 2 Bekasi

DIGITAL LITERACY

 

Bismillah…,

 

                   DIGITAL LITERACY

 

Oleh : Nur Alam

 

Literasi semula diartikan sebagai kemampuan menulis dan membaca saja. Dalam perjalanannya, literasi dimaknai sebagai kegiatan yang bisa memberikan informasi.

 

Seperti literasi baca tulis, finansial, kesehatan, olah raga, internet, jaringan, keuangan, numerasi, sains, teknologi visual dan seterusnya, yang hari ini lebih akrab dinamakan dengan Literasi Digital (Digital Literacy).

 

Menurut UNESCO (2011), Literasi Digital adalah kecakapan hidup (life skills), yang tidak hanya melibatkan kemampuan penggunaan perangkat teknologi, informasi dan komunikasi, tetapi juga melibatkan kemampuan untuk bersosialisasi, berpikir kritis, kreatif dan inspiratif dalam kompetisi global.

 

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Literasi adalah kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Ada pula yang berpendapat, bahwa literasi adalah jembatan dari kesengsaraan menuju harapan.

 

Jauh sebelum ide dan pendapat di atas muncul, Al-Qur’an sudah lebih awal menggaungkan pentingnya literasi ini. Seperti, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.” Juga "Dan demi pena dan apa yang mereka tuliskan” (QS. 96:1-5 dan QS. 68:1).

 

Di sisi lain, Islam memiliki hubungan yang sangat erat dengan literasi. Bahkan wahyu pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. adalah perintah melakukan aktivitas literasi, yaitu membaca. Aktivitas literasi inilah yang sangat membedakan manusia dengan makhluk lainnya.

 

Di era digitalisasi ini, setiap Muslim dituntut untuk mampu menguasai berbagai ketrampilan hidup agar tetap survive dalam derasnya arus informasi digital dan kemajuan teknologi saat ini (QS. 8:60).

 

Rasulullah SAW. adalah tokoh yang membuktikan literasi pertama. Beliau pemimpin pertama di muka bumi yang mendirikan negara dengan konstitusi tertulis. Buktinya adalah Piagam Madinah. Berdasarkan penelitian ahli manuskrip kuno Prancis, disebutkan bahwa "Piagam Madinah itu konstitusi negara tertulis pertama di dunia."

 

Rasulullah juga berhasil membangun masyarakat Arab dari yang tak kenal budaya baca tulis, menjadi bangsa yang paling haus baca tulis. Sahabat-sahabat Nabi SAW, adalah orang-orang yang paling haus baca dan tulis. Bahkan mereka mengorbankan harta yang dimiliki untuk tradisi literasi ini.

 

Tradisi literasi hari ini sedang menjadi isu strategis di masyarakat. Sebab, semakin minimnya orang yang mau mendokumentasikan ide dan pemikirannya melalui tulisan. Maka, membudayakan tradisi ini semata-mata untuk melanjutkan tradisi yang sudah pernah dilakukan para Ulama kita terdahulu.

 

Di lain pihak, dalam memanfaatkan literasi digital ini harus tetap disandarkan pada petunjuk Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an. Di antaranya, pertama, kewajiban untuk melakukan tabayyun terhadap berbagai berita yang diterima (QS. 49:6).

 

Kedua, larangan menghina, mencemooh dan mengakui adanya perbedaan. Setiap hal yang berbeda tidak boleh dijadikan alat untuk saling merendahkan dan mengklaim diri yang paling baik dan benar (QS. 49:11-13). Dan ketiga, khusus dalam konteks ajaran agama, larangan mengikuti faham, ideologi atau pemikiran tanpa ada pengetahuan atas pemikiran tersebut (QS. 17:36).

 

Ada 3 pesan penting dalam memaknai Literasi Digital, seperti berikut ini.

 

Pertama, Mencerahkan (Enlightenment)

Literasi digital dapat mencerahkan masyarakat dari belenggu alam pikiran mitologis, seperti maraknya klenik, perdukunan yang dikenal paranormal, penyakit TBC (taqlid, bid’ah, churafat) dan pengkultusan yang semestinya sudah tidak zamannya (QS. 31:13).

 

Kedua, Memperkaya Wawasan (Enrichment)

Literasi digital dapat memperkaya wawasan masyarakat dari belenggu jahiliyah (kebodohan). Berbahagialah, karena ternyata membaca tidak hanya membuka jendela dunia saja, tetapi dapat menstimulasi otak, mengurangi stress, memperkaya khazanah ilmu dan menjadi terampil menulis (QS. 47:10).

 

Ketiga, Memberdayakan (Empowerment)

Literasi digital dapat memberdayakan masyarakat dari keterbelakangan dan kemiskinan. Kedua penyakit kronis ini sangat melekat pada umat Islam hari ini. Jangan mudah menyerah, karena Allah senantiasa membantu dan menolong hamba-Nya yang mau memberdayakan hidupnya (QS. 94:7-8).

   

Simpulan

 

Al-Qur’an, dengan ayat-ayatnya yang tersurat maupun tersirat, sangat memerintahkan kepada setiap Muslim untuk menguasai dan memanfaatkan literasi dalam makna yang luas.

 

Pesan penting dalam memaknai literasi digital adalah harus mencerahkan, memperkaya wawasan dan memberdayakan untuk hidup dan kehidupan ini.   

-------------------------------------------------------------------

Kranggan Permai, Jum’at Penuh Berkah, 26 Rajab 1444 H./17 Pebruari 2023 M. Pukul 05.15 WIB.

Bagikan :

Komentar

Tambah Komentar (0)

Batal

Balas Komentar

Komentar Berhasil diterbitkan
Komentar tidak dapat diterbitkan Silakan coba lagi..!
Alamat email yang anda masukkan salah..!
Alamat web yang anda masukkan salah..!
Kode Captcha yang anda masukkan salah...!
Bidang tidak boleh ada yang kosong....!

File Download
Youtube
Polling